Ciri-Ciri Website Tidak Aman

Jasa Penetration Test (Pentest) Untuk Corporate, Bank dan IT Perusahaan Berpengalaman dan Bersertifikasi | Jasa Cyber Security Indonesia | Trend Keamanan Siber yang Harus Diketahui Perusahaan | Bagaimana Jasa Keamanan Siber Menangani Insiden Serangan | Cara Jasa Keamanan Siber Membantu Kepatuhan Regulasi | Keunggulan Menggunakan Layanan Keamanan Siber Outsourcing | Jasa Keamanan Siber: Perlindungan dari Serangan Ransomware | Solusi Keamanan Siber untuk Perusahaan E-Commerce | Kenapa UMKM Membutuhkan Layanan Keamanan Siber | Peran Jasa Keamanan Siber dalam Melindungi Data Perusahaan | Manfaat Menggunakan Layanan Keamanan Siber Profesional | Pentingnya Jasa Keamanan Siber untuk Bisnis Modern | Vendor Pentest Berpengalaman dengan Layanan Lengkap | Jasa Penetration Test untuk Audit Keamanan Perusahaan | Pentingnya Pentest dalam Mencegah Serangan Siber | Jasa Pentest Cloud Security untuk Infrastruktur Modern | Pentest Sistem Keamanan IT dengan Metode Profesional | Jasa Pentest Mobile Apps untuk Keamanan Digital Perusahaan | Vendor Pentest Keamanan Jaringan dan Infrastruktur IT | Vendor Pentest Keamanan Jaringan dan Infrastruktur IT | Jasa Pentest Aplikasi Web untuk Perlindungan Data Bisnis | Layanan Penetration Test (Pentest) Terpercaya di Indonesia | Jasa Pentest Profesional untuk Keamanan Sistem Perusahaan | Penyedia EndPoint Security | Jasa IT Security | Jasa Keamanan Siber Indonesia | Jasa Cyber Security Berpengalaman | Jasa Implementasi Endpoint Trend Micro | FortiEDR | Sophos | Microsoft | Eset | Check Point | CrowdStrike Berpengalaman dan Bersertifikasi

Trend Keamanan Siber yang Harus Diketahui Perusahaan | Bagaimana Jasa Keamanan Siber Menangani Insiden Serangan | Pentingnya Monitoring 24/7 dalam Keamanan Siber | Cara Jasa Keamanan Siber Membantu Kepatuhan Regulasi | Keunggulan Menggunakan Layanan Keamanan Siber Outsourcing | Jasa Keamanan Siber: Perlindungan dari Serangan Ransomware | Solusi Keamanan Siber untuk Perusahaan E-Commerce | Peran Jasa Keamanan Siber dalam Melindungi Data Perusahaan | Jenis Ancaman Siber yang Sering Menyerang Perusahaan | Manfaat Menggunakan Layanan Keamanan Siber Profesional | Pentingnya Jasa Keamanan Siber untuk Bisnis Modern | Vendor Pentest Berpengalaman dengan Layanan Lengkap | Jasa Penetration Test untuk Audit Keamanan Perusahaan | Pentingnya Pentest dalam Mencegah Serangan Siber | Jasa Pentest Cloud Security untuk Infrastruktur Modern | Pentest Sistem Keamanan IT dengan Metode Profesional | Jasa Pentest Mobile Apps untuk Keamanan Digital Perusahaan | Vendor Pentest Keamanan Jaringan dan Infrastruktur IT | Vendor Pentest Keamanan Jaringan dan Infrastruktur IT | Jasa Pentest Aplikasi Web untuk Perlindungan Data Bisnis | Layanan Penetration Test (Pentest) Terpercaya di Indonesia | Jasa Pentest Profesional untuk Keamanan Sistem Perusahaan | Penyedia EndPoint Security | Jasa IT Security | Jasa Keamanan Siber Indonesia | Jasa Cyber Security Berpengalaman | Jasa Implementasi Endpoint Trend Micro | FortiEDR | Sophos | Microsoft | Eset | Check Point | CrowdStrike Berpengalaman dan Bersertifikasi


Di era digital saat ini, aktivitas berselancar di internet sudah menjadi hal yang umum. Namun, tidak semua website di internet aman untuk dikunjungi. Ada banyak situs berbahaya yang bisa mencuri data pribadi, menyebarkan malware, atau melakukan penipuan. Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri website yang tidak aman sangat penting untuk melindungi diri dari ancaman siber. Artikel ini akan membahas secara lengkap apa saja tanda-tanda website tidak aman, risiko yang ditimbulkan, serta tips agar Anda tetap aman saat browsing.

1. Tidak Menggunakan HTTPS

Ciri paling mudah dikenali dari website tidak aman adalah tidak adanya protokol HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure). Website yang hanya menggunakan HTTP tidak memiliki enkripsi pada data yang dikirim antara browser dan server.

Tanda-tandanya:

  • URL dimulai dengan “http://” bukan “https://”

  • Tidak ada ikon gembok di address bar browser

  • Terkadang muncul peringatan “Not Secure” di browser

Mengakses situs HTTP, terutama saat mengisi formulir atau login, bisa membuat informasi pribadi seperti password atau data kartu kredit mudah disadap.

2. Sertifikat SSL Tidak Valid atau Kadaluarsa

Sertifikat SSL (Secure Socket Layer) menunjukkan bahwa website menggunakan enkripsi yang sah. Namun jika sertifikat ini tidak valid, kadaluarsa, atau dikeluarkan oleh otoritas tidak terpercaya, maka situs tersebut bisa dianggap tidak aman.

Tanda-tandanya:

  • Browser menampilkan pesan “Your connection is not private”

  • Muncul kode error seperti “NET::ERR_CERT_DATE_INVALID”

  • Situs tetap menggunakan HTTPS tapi dengan tanda peringatan berwarna merah

Situs dengan sertifikat tidak valid sangat berisiko untuk digunakan dalam aktivitas yang melibatkan data sensitif.

3. Terlalu Banyak Iklan Pop-Up

Website yang dibanjiri oleh iklan pop-up, terutama yang muncul terus-menerus dan tidak relevan, bisa jadi merupakan indikasi bahwa situs tersebut tidak aman.

Ciri khasnya:

  • Pop-up muncul saat Anda belum klik apapun

  • Iklan mengarah ke situs lain yang tidak dikenal

  • Ada ajakan mendesak untuk mengunduh aplikasi atau mengisi data pribadi

Banyak dari iklan ini bisa menyisipkan malware atau adware ke perangkat Anda.

4. Desain Website Terlihat Tidak Profesional

Website penipuan atau tidak aman seringkali memiliki tampilan yang dibuat seadanya dan tidak terstruktur. Mereka jarang memperhatikan desain yang baik karena tujuan utama hanya untuk menipu.

Tanda-tanda umum:

  • Tata letak berantakan

  • Font dan warna tidak konsisten

  • Banyak kesalahan ketik atau ejaan

  • Gambar buram atau tidak relevan

Meskipun tidak semua website dengan tampilan buruk berbahaya, ini bisa menjadi indikator awal untuk berhati-hati.

5. Mengarahkan Secara Otomatis ke Situs Lain

Jika Anda membuka sebuah link dan langsung diarahkan ke situs berbeda, apalagi secara berulang, itu bisa menjadi ciri bahwa website tersebut memiliki script berbahaya.

Perilaku redirect mencurigakan:

  • Pengalihan ke situs perjudian, pinjaman online, atau situs dewasa

  • Anda tidak bisa kembali ke situs semula

  • Browser membuka banyak tab secara otomatis

Redirect semacam ini seringkali digunakan untuk mengelabui pengguna atau menghasilkan klik palsu untuk keuntungan iklan.

6. Tidak Ada Informasi Kontak atau Profil Pemilik

Website yang profesional dan dapat dipercaya biasanya mencantumkan informasi kontak yang jelas dan profil pemilik atau perusahaan. Sebaliknya, situs tidak aman seringkali anonim atau menggunakan data palsu.

Waspadai jika:

  • Tidak ada halaman “Tentang Kami” atau “Kontak”

  • Email yang digunakan adalah gratisan seperti @gmail.com

  • Alamat fisik atau nomor telepon tidak ditemukan

Hal ini penting terutama jika Anda akan melakukan transaksi atau menyerahkan data pribadi.

7. Menawarkan Hal yang Terlalu Bagus untuk Jadi Kenyataan

Banyak website tidak aman menggunakan janji-janji bombastis untuk menarik perhatian, seperti hadiah uang tunai, diskon besar-besaran, atau produk gratis.

Contoh modus:

  • “Selamat! Anda pengunjung ke-1000, klik untuk klaim hadiah!”

  • Harga barang mahal ditawarkan hanya sepertiga harga normal

  • Ajakan untuk memasukkan data pribadi agar mendapat “bonus”

Ini adalah taktik phishing atau penipuan digital yang sering digunakan untuk mencuri data atau uang.

8. Permintaan Informasi Pribadi Berlebihan

Situs yang aman hanya meminta data seperlunya. Sebaliknya, situs berbahaya seringkali meminta data pribadi yang tidak relevan dengan layanan yang ditawarkan.

Contoh informasi yang diminta secara mencurigakan:

  • Nomor KTP, NPWP, atau data keluarga

  • Password akun email atau media sosial

  • Informasi rekening bank lengkap

Jika situs tidak menjelaskan dengan jelas tujuan permintaan data, sebaiknya segera tinggalkan.

9. Tidak Terdaftar di Mesin Pencari

Website yang tidak bisa ditemukan di Google atau mesin pencari lainnya bisa jadi disengaja oleh pemiliknya agar tidak mudah dilacak. Situs semacam ini sering dibuat untuk tujuan ilegal atau sementara.

Cara memeriksa:

  • Coba cari nama domain di Google, Bing, atau DuckDuckGo

  • Periksa apakah halaman-halamannya terindeks

Website terpercaya biasanya mudah ditemukan melalui pencarian organik.

10. Terkena Blokir oleh Antivirus atau Firewall

Jika Anda menggunakan antivirus atau software keamanan internet, biasanya program tersebut akan langsung memblokir akses ke situs yang mencurigakan.

Tanda-tanda pemblokiran:

  • Muncul peringatan “Situs ini berpotensi berbahaya”

  • Tidak bisa diakses kecuali menonaktifkan perlindungan

  • Teridentifikasi sebagai phishing atau penipuan

Jangan abaikan peringatan dari antivirus, karena seringkali informasi tersebut sudah diverifikasi oleh database keamanan global.

Tips Aman Saat Browsing

Agar tetap aman saat berselancar di internet, lakukan beberapa hal berikut:

  1. Gunakan browser modern dengan fitur perlindungan keamanan.

  2. Pasang ekstensi pemblokir iklan dan script mencurigakan.

  3. Periksa URL secara seksama, jangan sampai tertipu situs tiruan (phishing).

  4. Gunakan VPN jika mengakses jaringan publik.

  5. Aktifkan fitur keamanan tambahan di browser, seperti “Safe Browsing”.

Kesimpulan

Mengakses website yang tidak aman bisa membawa risiko besar, mulai dari pencurian data hingga kerusakan perangkat. Ciri-ciri seperti tidak adanya HTTPS, sertifikat SSL yang kadaluarsa, iklan berlebihan, dan permintaan data pribadi yang mencurigakan harus menjadi alarm peringatan bagi pengguna. Edukasi dan kewaspadaan adalah kunci untuk menghindari jebakan situs-situs berbahaya di internet. Selalu periksa keamanan situs sebelum memberikan data apa pun, dan gunakan perangkat lunak keamanan yang andal sebagai pertahanan utama Anda di dunia digital.

Comments are disabled.

mobile-nav